Rabu, 12 Mei 2010

Realigi

Gereja Paroki Santa Theresia Kefamenanu membutuhkan uluran tangan


Hendaklah masing-masing kamu memberi menurut kerelaan hatimu supaya
kamu senantiasa berkecukupan dalam segala hal dan berkelebihan dalam
berbagai kebajikan" (bdk. II Kor 9:7-8)

Gereja Paroki Santa Theresia Kefamenanu adalah salah satu gereja
tertua
di Dekenat Kefamenanu (dulu dekenat TTU, Timor Tengah Utara). Gereja
ini dibangun pada tahun 1934 dan hingga kini menjadi tempat beribadah
bagi 10 985 umat Katolik.

Kini gedung gereja Kefamenanu telah termakan usia dan mengalami
kerusakan-kerusakan pada beberapa bagian. Pada 31 Mei 2006 telah
dibentuk Panitia Renovasi dan Perluasan Gereja Paroki Santa Theresia
Kefamenanu.

Karena sangat sedikitnya dana yang terkumpul dibandingkan dengan total
biaya pembangunan, maka dengan rendah hati kami memohon perhatian dan
uluran tangan kasih Bapak-Ibu untuk berkenan membantu meringankan
beban
biaya pembangunan yang ditanggung umat paroki Santa Theresia
Kefamenanu.

Atas perhatian dan uluran tangan kasih Bapak-Ibu, dari hati yang
ikhlas
kami haturkan limpah terima kasih. Semoga Tuhan senantiasa mbemberkati
hidup dan karya Bapak-Ibu.

Salam dan hormat kami
a.n. Panitia
Rm. Aloysius Kosat Pr

Perhatian dan uluran tangan kasih Bapak-Ibu dapat disalurkan melalui
rekening:

BCA KCU Kupang
314-05-08780
a.n. Damaskus Ukat dan Agustinus Kefi

BRI Cabang Kefa
0276-01-010714-50-7
a.n. Rm. Aloysius Kosat Pr dan Ansel Ludony

Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi:
Panitia Pembangunan dan Renovasi Gereja Paroki
Santa Theresia Kefamenanu
Contact Person:
Rm. Aloysius Kosat, Pr
0813 8333 3052




Keuskupan Atambua Gandeng Pengusaha dan LSM TTU


Salah satu permasalahan yang mendasar yang dihadapi umat dalam meningkatkan pendapatan keluarga yaitu harga pemasaran komoditi pertanian yang tidak menentu.
Jika ditelusuri lebih mendalam harga hasil komoditi pertanian yang rendah tersebut disebabkan oleh struktur pasar di kabupaten TTU bahkan di Timor Barat yang bersifat monopoli dan monopsoni, hanya dikuasai oleh segelintir pedagang besar.
Berkembangnya sistem pasar tersebut dapat dimaklumi karena hanya pengusaha nekad yang memilih usaha pertanian termasuk pemasaran komoditi pertanian.
Gambaran diatas merupakan potret dari iklim usaha yang kurang sehat dan kondusif yang sering dihadapi oleh para pelaku pasar, terutama umat basis di Dekenat TTU. Dari sisi lain kenyataan juga menunjukkan bahwa produksi pertanian yang dihasilkan oleh petani yang sekitar 99% merupakan umat Katolik yang kurang merangsang pasa, baik dari jumlah, kualitas maupun kontinuitasnya.

Skala usaha yang kecil dan beranekaragam, keterbatasan kapabilitas dan skills dalam perhitungan ekonomis, kebutuhan keluarga yang mendesak dan kelembagaan petani yang kurang kuat memaksa petani menjual produk dengan harga yang relatif murah.
Oleh karena itu, untuk mewujudkan suatu kondisi yang lebih baik, Bapak Uskup Atambua menggagas suatu pertemuan multipihak yang bertemakan "Membangun iklim usaha yang sehat dalam mendukung Pemasaran bersama komoditi pertanian kabupaten TTU".
Pertemuan yang berlangsung selama 2 hari belum lama ini, dihadiri bupati TTU Drs. Gabriel Manek,M.si, romo deken deken Aloysius Kosat,Pr , para pastor paroki se dekenat TTU, pihak legislalatif, pimpinan LSM, pengusaha dan umat dari masing-masing paroki sekabupaten TTU.
Kegiatan yang berjalan selama dua hari di Aula Dekenat Paroki St. Theresia Kefamenanu, difasilitasi oleh Yayasan Mita Tani Mandiri (YMTM) Kefamenanu, dengan tujuan 1) menumbuhkan komitmen moral para pemimpin umat katolik kabupaten TTU sebagai dasar penguatan ekonomi umat katolik 2) mendapatkan kesepakatan dan strategi bersama dalam upaya peningkatan pendapatan umat basis 3) menumbuhkan komitmen moral dalam pengembangan pemasaran yang adil sedangkan output yang diharapkan antara lain, 1) bertumbuhnya komitmen moral para pemimpin umat katolik kabupaten TTU sebagai dasar penguatan ekonomi umat katolik 2) adanya kesepakatan dan strategi bersama dalam upaya peningkatan pendapatan umat basis 3) menumbuhnya komitmen moral dalam pengembangan pemasaran yang adil.
Berkaitan dengan kegiatan diatas, Vinsensius Nurak pimpinan Yayasan Mitra Tani Mandiri Kefamenanu yang ditemui di sela - sela kegiatan tersebut, mengatakan, dibalik berbagai pengalaman tersebut terdapat berbagai potensi yang jika dimanfaatkan dan dikelola secara optimal akan sangat mendukung upaya peningkatan numat.
"Ada beberapa potensi yang dapat dimanfaatkan sehingga dapat mendukung pendapatan umat, diantaranya produksi komoditas pertanian cukup tinggi di wilayah - wilayah tertentu yang mendapat pendampingan secara intensif dari LSM maupun pemerintah, sudah ada kelembagaan petani yang mengakses pasar (Asosiasi Petani BITUNA di Miomafo Barat, Asosiasi Petani Fafinesu di Insana Utara, dll), kebijakan pengembangan pertanian melalui Panca Program Strategis, dukungan gereja yang cukup kuat dari tingkat keuskupan hingga paroki terhadap peningkatan pendapatan masyarakat/umat", jelas Nurak.
Namun, katanya, adapula kendala yang menghambat minat umat terutama pengusaha dalam menginvestasi pada usaha pertanian yakni sering adanya pungutan - pungutan liar terutama di pos Polisi maupun TNI.
Menurut Nurak hal ini sangat mempersulit umat dalam mobilisasi hasil komoditi untuk mendapatkan pasar yang potensial serta kebijakan pemerintah yang lebih mengutamakan peningkatan PAD.

Akhirnya melalui pertemuan multipihak tersebut melahirkan gagasan kebijakan pastoral keuskupan Atambua tentang peningkatan ekonomi umat keuskupan Atambua, yakni;
Peningkatan ekonomi sebagai gerakan pastoral
1. Sosialisasi oleh PPSE-KA Dekenat, Animasi paroki-paroki
2. Penugasan: Bagi petugas Pastoral: Pastor, DPP, DKP, PSE-paroki-paroki
- Penyusunan Program Pengembangan Ekonomi Umat
- Kerjasama jaringan (pemerintah, sawasta, LSM dan semua pihak yang berniat baik untuk membangun ekonomi umat)
Peningkatan Produktifitas
1. Gerakan pemberdayaan ekonomi umat
2. Pengembangan dan peningkatan partisipasi umat dalam kegiatan ekonomi berkelanjutan
3. Animasi, sosialisasi, motivasi, dan pembentukan kelompok-kelompok percontohan ekonomi berkelanjutan :
Peningkatan dan pengembangan jaringan kerja lewat program-program terpadu bersama pemerintah, LSM, kelompok-kelompok binaan atau dampingan

CU Kasih Sejahtera (CU KS) menjadi lembaga keuangan yang berfungsi sebagai penunjang pengembangan ekonomi umat

Optimalisasi output perguruan tinggi dan sekolah-sekolah kejuruan (pertanian, peternakan, kelautan, dll)

Fasilitas dan mediasi advokasi untuk regulasi yang lebih populis demi peningkatan produksi, distribusi, tataruang, perekonomian, retribusi

Sedangkan gagasan yang dilahirkan bupati TTU diantaranya;
1. Gereja dan pemerintah melayani masyarakat dan umat yang sama. Untuk itu perlu mensinkronkan program-program pembangunan. Karena gereja akan mampu bila umatnya maju.

2. Ekonomi di Kab. TTU adalah pertanian; untuk itu program pembangunan di TTU adalah program pertama (1) pertanian (pertanian tanaman pangan, peternakan, perikanan). (2) pengembangan dan peningkatan pendidikan (3) pengembangan dan peningkatan kesehatan (4) pengembangan koperasi dan usaha kecil, dan (5) sumberdaya alam dan lingkungan hidup. Moto pertanian maju: menjadikan pendidikan masyarakat berkualitas; menjadikan kesehatan masyarakat terjamin, koperasi; menjadikan lingkungan hidup lestari.

3. Harapan pemerintah adalah semua hasil yang kita miliki harus dimanfaatkan oleh masyarakat TTU sendiri
4. Fokus pemerintah adalah mengoptimalkan lahan di dataran untuk memberikan hasil yang baik, sedangkan di daerah ketinggigian membutuhkan teknologi yang tepat seperti terasering, olah jalur, olah lubang sehingga dapat mempertahankan kesuburan tanah. Secara matemais, kalau semua wilayah dataran diolah secara baik akan mensuplay beras kepada semua masyarakat TTU, termasuk yang tinggal di pegunungan.

5. Salah satu persoalan sekarang adalah dengan adanya BLT dan RASKIN hampir semua orang/umat menjadi miskin sehingga pemerintah kesulitan untuk mendatakan yang sebenarnya.

6. Pengembangan ternak sapi harus secara intensif (paronisasi). Hal lain juga berpengaruh terhadap pola konsumsi kita (selalu makan daging dalam setiap acara pesta, dll). Hampir setiap hari sapi selalu dibunuh untuk konsumsi.

7. Suatu daerah akan maju apabila ada kerjasama yang baik antara pemerintah, swasta dan gereja. Pemerintah melalui DAU, DAK mendistribusikan kepada pihak lain untuk mengelolanya secara baik.

8. Etos kerja masyarakat/budaya orang Timor yang selalu menampilkan hal terbaik bagi orang lain, sedangkan pribadinya dan keluarganya tidak diperhatikan. Tantangannya adalah bagaimana memecahkan persoalan yang sangat fundamental ini. Suatu saat YMTM, YAFA, CARE tinggalkan dampingan, apakah kelompok dampingan akan mempertahankan prestasi kerja atau turut mundur?

9. Pemerintah mengakui : persoalan air bersih dan listrik masih menjadi hambatan bagi pemda, tetapi kedepan ada rencana untuk PLTU, tentunya pemerintah akan menyediakan dana untuk pemasangan instalasi.

10. Peraturan yang Populis sudah menjadi perhatian pemerintah. Salah satunya adalah Ranperda ttg Kebun Menetap yang sedang dirancang oleh Dinas Pertanian.

11. Kaitan dengan pungutan liar: Bupati akan menegur atasannya

12. Bantuan Pemerintah cukup banyak, tetapi hasilnya? Tahun 2008 ini Pemda akan bantu lagi (DANA PER) tetapi akan melalui Perbankan.

Rabu, 05 Mei 2010

UNIMOR



"KEFAMENANU, POS KUPANG.Com -- Ratusan mahasiswa Universitas Timor (Unimor) kembali menggelar aksi demonstrasi di kampusnya, Senin (12/4/2010) siang. Para mahasiswa dan dosen yang sedang menggelar perkuliahan diusir keluar dari ruangannya. Pintu ruang kuliah disegel dengan memaku kayu dan papan di ruang kuliah. Mahasiswa menuntut agar fasilitas perkuliahan seperti komputer, perpustakaan dan koperasi mahasiswa agar diadakan dan dihidupkan kembali"

apa yang dilakukan oleh mahasiswa dengan menyegel ruang kuliah adalah suatu tindakan yang wajar, tapi tuntutan para mahasiswa adalah sesuatu yang tidak wajar, kenapa.....? masa sebuah lembaga pendidikan tidak mempunya perpustakaan. yang seharusnya tanpa perlu disuarakan lagi pihak kampus harus dan memang sudah seharusnya menyediakan itu. bagaimana UNIMOR biasa menciptakan lulusan yang handal dan untuk mendapatkan akreditasi yang baik jika sarana penunjang seperti perpustakaan dan laboraturium tidak ada...... atau memang pihak kampus punya alasan tersendiri untuk tidak menyiapkan sarana pendukung perkuliahan, tapi alasan yang sangat klasik sekali jika pihak kampus tidak mempunya dana untuk itu............



Minggu, 02 Mei 2010

Batu Mangan



harian umum pos kupang pada tanggal (24/03/2010) memuat tentang. "Rapat Badan Musyawarah (Banmus) DPRD TTU, Selasa (23/3/2010) malam, telah menyetujui jadwal sidang paripurna khusus Dewan dengan agenda penetapan pansus mangan" apakah pansus batu mangan sangat diperlukan?

menurut saya pansus batu mangan sangat diperlukan, agar tidak terjadi ekplorasi besar-basaran yang akan mengakibatkan kerusakan alam kita. langkah yang diambil oleh anggota DPRD TTU adalah satu langkah yang sangat bijak, bila kalau kita menengok kebalakang seperti yang terjadi pada tambang marmer di Fatunisuan (kec. miomafo barat/ eban) apa yang pemkab dapat dari tambang tersebut terutama masyarakat kita?

memang tingkat ekonomi masyarakat kita atau taraf kehidupan kebanyakan masih jauh dari sejatra, tapi bukan berarti karena alasan itu terus masyarakat seenaknya saja mengeksplorasi batu mangan yang ada didaerah kita, harus ada aturan yang mengatur itu agar apa yang diharapkan pemerintah daerah untuk meningkatkan pendapatan daerah, khususnya tingkat kesejatraan atau tingkat ekonomi masyarakat kita dapat terlaksana dengan baik, tanpa merusak alam kita yang sudah kering kerontang itu. intinya terjadi keseimbangan antara alam dengan manusia dan masyarakat dengan pemerintah kita.

semoga saja keputusan yang diambil oleh wakil rakyat kita di DPRD adalah keputusan yang dapat menguntung semua pihak, terutawa rakyat kecil guna membangun daerah kita tercinta TIMOR TENGAH UTARA (KEFAMENANU)

Senin, 08 Maret 2010

ARTIKEL

Dahulu orang tua saya pernah bercerita, saya tidak tau apakah itu benar atau tidak karena memang buktinya tidak ada. Tapi seiring berjalanya waktu, apa yang pernah diceritakan oleh orang tua saya itu memang benar, karena bukan saya saja yang mendapat cerita itu tapi banyak teman-teman seangkatan bahkan yang diatas / senior bukan (rokok yang dijual ditoko,kios atau orang jawa kebih senang menyebutnya warung)klau orang timor taulah hahahahhahahah just kidding biar yang membacanya bisa lebih santai alias tidak tegang……

Mungkin bingung apa ceritanya? Begini cerita orang tua saya dan mungkin sama dengan cerita teman-teman yang lain: dahulu kota saya atau lebih tepatnya kota kita, disebut sebagai kota lampu karena kalau pada malam hari, kotanya terang sekali makanya disebut kota lampu atau kota neon dan itu dikota-kota yang lain tidak pada jaman itu.

Teman-teman yang lain mungkin masih bingung atau bertanya-tanya kota apa sih…….? Kota itu adalah KEFAMENANU dalam bahasa daerah saya yang artinya jurang yang dalam, karena kota saya berada dibawah lembah dan diapiti oleh gunung-gunung yang tidak memang terlalu tinggi. Itu yang mungkin dilihat orang-orang jika ingin berkunjung kekota saya, apalagi sampainya pada malam hari! Dilihatnya dari ketinggian pula… asikkkkkk, kalo orang bandung bilang dilhatnya dari puncak coy hahaeiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiii. Bagi teman-teman yang lain mungkin bingung kefamenanu dimana sih..? kefamenanu adalah kota kecil atau lebih tepatnya ibu kota kabupaten Timor Tengah Utara (TTU) yang berada disebelah utara pulau TIMOR propinsi Nusa Tengara Timur (NTT). Biar lebih jelas baca blog ini.

Sebuatan atau julukan itu memang sempat hilang bahkan waktu orang tua saya menceritakannya pada saya, itulah mengapa saya sedikit ragu dan tidak percaya karena yang saya lihat kotanya gelap kalau malam menjelang, ya tidak gelap-gelap amat sih….. hahahahah…… tapi hal itu sedikit demi sedikit mulai terbukti, alasanya kenapa..?banyak teman-teman yang saya temui diperantauan kalau orang tuanya juga bercerita seperti itu, dan betapa kagetnya saya waktu pulang untuk berlibur sepanjang jalan utama dipenuhi lampu-lampu jalan dan lampu-lampu hias, betap terang kota itu pada malam hari , spontan dalam hati saya sempat merefleksi diri: benar apa yang pernah diceritakan orang tua saya dan teman-teman saya,!akhirnya keraguan saya selama ini terjawab sudah semuanya…..

Tapi Bagi teman-teman lain yang tidak mengetahui kefamenanu atau kami lebih senang memangilnya kefa tapi teman-teman diperantauan lebih senang memanggilnya kuan kefa yang artinya kampung kefa soalnya kalau kefamenanu kepanjangan. Menurut saya Keunikan kefa sebenarnya bukan pada sebutan atau julukan itu tetapi pada penduduknya sendiri mengapa..? betapa ramahnya warga kefa itu, kalo teman-teman yang pernah kesana pasti tau lah….. manurut saya itulah pesona atau keunikan kefa yang sebenarnya seterang kota neonnya dan itu yang saya tidak temui diperantauan. biar tidak penasaran mungkin sesekali teman-teman boleh mencoba langsung………

Minggu, 07 Maret 2010

SEJARAH KOTA KEFAMENANU



Kota Kefamenanu adalah sebuah kota kecil di Lembah Bikomi, yang didirikan oleh Belanda pada tanggal 22 September 1922 lalu. Kota ini kemudian dijadikan sebagai ibukota Pemerintahan Belanda yang disebut Onderafdeeling Noord Midden Timor. Dan sekarang menjadi ibukota Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU). Itu berarti kota ini genap berusia 88 tahun pada tanggal 22 September 2010 nanti. Lalu bagaimana sejarah lahirnya Kota Kefamenanu itu? Bagaimana perkembangan kota ini dari awal hingga sekarang? Apa yang diharapkan warga kota kepada "Kuan Kefamenanu" (Kampung Kefamenanu) yang kini makin tua saja?

Lahirnya Kota Kefamenanu tidak lepas dari usaha Belanda untuk menguasai Pulau Timor seluruhnya. Namun niatnya itu terganjal karena sudah bercokol lebih dahulu Portugis di ujung timur Pulau Timor dan sebagian wilayah utara, yang kini dikenal dengan nama Ambenu/Oecusse. Selain itu beberapa raja kecil bersekutu dengan Portugis untuk melawan Belanda. Dan sudah pasti dibayangkan, terjadi beberapa kali perang dan pemberontakan yang dilakukan oleh raja Timor dibantu Portugis.

Topasses (Portugis Hitam) yang menguasai bagian utara Pulau Timor dan beberapa wilayah lainnya berusaha menghalangi langkah Belanda masuk ke pedalaman Timor. Namun usahanya gagal karena hubungan mesranya dengan beberapa raja retak. Konflik ini akibat perebutan 'lahan' dalam perdagangan kayu cendana dan lilin. Beberapa raja kecil memihak Belanda.

Sebelumnya, Belanda sedang mengincar Raja Sonbay di Bijela. Sonbay adalah raja yang punya kharisma dan sangat disegani oleh raja-raja Timor lainnya. Dia juga yang mempengaruhi raja-raja kecil lainnya untuk memberontak kepada Belanda.
Tersebutlah, sebuah kerajaan kecil di kaki Gunung Miomaffo, yang sangat taat dan loyal kepada Sonbay. Kerajaan ini disebut Kerajaan Us Kono atau Ama Kono. Keturunan Kono dan Oematan yang berkuasa di Kerajaan Miomaffo, memerintah dari generasi ke generasi. Ibukota kerajaan ini terletak di puncak bukit dan beberapa tempat, kemudian pindah ke Kampung Noetoko. Kampung Noetoko terletak di delta Sungai Noenoni dan Noeniti. Namun kemudian Kono dan Oematan dan rakyatnya memberontak melawan Sonbay, lewat sebuah revolusi berdarah, yaitu Revolusi Letaes'am.


Kenapa terjadi revolusi ini? Karena Raja Sonbay di Oenam sangat kejam, sering meminta persembahan gadis-gadis belia yang cantik dan menjadikan nyawa manusia yaitu rakyatnya sebagai korban persembahan kepada Dewa dalam pesta persembahan hasil panen (tama maus, mau sufa).

Usai melakukan pemberontakan, Kono meminta perlindungan Belanda di Kupang dan Niki-Niki. Jadi ia memerintah kerajaannya dibantu Belanda. Bahkan ia membantu Belanda menangkap Sonbay.

Kendati beberapa keturunan Sonbay dan para meo (panglima perang) ditangkap dan dibunuh, kekuasaan Sonbay tidak juga berakhir. Salah satu keturunan Sonbay melarikan diri ke Mollo (Kapan/TTS) dan mendirikan sebuah kerajaan di sana.

Belanda tidak tinggal diam. Ia terus mengejar Sonbay dan keturunannya ke Mollo hingga masuk ke wilayah Miomaffo. Pengejaran itu dipimpin oleh Letnan Connmestz. Karena jatuh kasihan, Raja Kono melindungi keturunan Sonbay ini, yang dikenal dengan julukan Sobe Sonbay Ana. Ia kemudian berganti nama menjadi Sobe Kono agar tidak dicari dan ditangkap Belanda. Ia pun hidup aman dan terlindung di Noetoko.

Karena gagal mencari keturunan Sonbay, maka Letnan Connmestz melakukan gencatan senjata dengan para meo dan Raja Kono. Selanjutnya, atas izin Raja Kono, Letnan Connmestz
mendirikan markas militernya di Noetoko pada tahun 1909. Kemudian Belanda menjadikan Noetoko sebagai pusat Pemerintahan Militer Belanda yang disebut Onderafdeeling Noord Midden Timor.

Diangkatlah Letnan Z. Steinmetz sebagai Controleur Landschoofd Noord Midden Timor. Namun, karena letak geografisnya yang sulit dan sempit, Noetoko dianggap kurang pas dijadikan pusat pemerintahannya.

Pengganti Letnan Steinmetz, yaitu Letnan Sketel Olifielt, mencoba mencari wilayah yang dianggap pas untuk dijadikan sebagai kota dan pusat Pemerintahan Militer Belanda. Ia membawa pasukannya mengembara menuju Nilulat, Oefui, Ukimnatu, Fatuknapa, Ekat, Oe'apot, Faotsuba, Oe-ekam, Nunpene, hingga Kampung Mat'manas (wilayah ini terletak di belakang Pasar Baru Kefamenanu sekarang). Di sini Letnan Sketel sempat mendirikan markas militer di tepi Sungai
Benpasi. Bekas reruntuhan bangunan markas itu masih ada sampai sekarang. Karena takut banjir dari Sungai Benpasi, Letnan Sketel memindahkan lagi markasnya ke Tele (sekarang kota lama di belakang Tangsi Polisi Lama).

Dalam suatu kesempatan, seorang komandan regu Belanda berkuda mengelilingi wilayah sekitar Tele yang masih terdiri dari hutan lebat. Ia hendak mencari sumber air. Kemudian ia berjumpa dengan seorang warga dan bertanya dalam bahasa Melayu, "Di mana ada sumber air?" Yang ditanya cuma setengah mengerti menunjuk ke sebuah arah sambil menyebut: "Kefam'mnanu!". Sang komandan regu Belanda itu berjalan menuju arah yang ditunjuk, yaitu sebuah tebing jurang yang
terjal (sekarang di halaman belakang rumah almarhum Laurens Ogom, di Gua Aplasi).

Ia sangat terkejut ketika menjumpai sebuah pemandangan yang sangat indah. Yaitu sebuah kolam air dari sebuah pusaran air dari tebing yang curam. Air terjun ini menghempas dalam kolam
dan membentuk liukan pusaran seperti perut ayam. Pengalaman ini diceritakan komandan itu kepada semua orang. Dan akhirnya tempat itu diberi nama Kefamenanu (setelah disesuaikan dengan idiolek Bahasa Belanda).

Merasa sangat cocok, maka pada tanggal 22 September 1922, ibukota Pemerintahan Militer Belanda (Onderafdeeling Noord Midden Timor) di Noetoko pindah ke Kefamenanu. Dan pada tahun 1923, Kantor Onderafdeeling Noord Midden Timor dibangun oleh Tuan Peddemons. Dan gedung Kantor Onderafdeeling Noord Midden Timor sempat dijadikan Kantor Bupati TTU oleh mantan Bupati TTU pertama, Petrus Salasa. Sekarang gedung ini dijadikan sebagai kantor Arsip Daerah Kabupaten TTU.

LETAK GOEGRAFIS KABUPATEN TTU



Goegrafis kabupaten Timor Tengah Utara

Ibukota: Kefamenanu Luas Wilayah: 2.669,66 km2Jumlah Penduduk: 197.174
Kabupaten Timor Tengah Utara memiliki luas wilayah 2.669.70 Km2 atau 266.970 Ha.
Letak geografis Kabupaten Timor Tengah Utara pada koordinat 12400421 ~ 12404601 Bujur Timur dan 902481 ~ 9037361 Lintang Selatan, dengan batas-batasnya sebagai berikut :

* Sebelah Utara dengan Laut Sawu dan Republic Democratic Timor leste
* Sebelah Timur dengan Kabupaten Belu
* Sebelah Selatan dengan Kabupaten Timor Tengah Selatan
* Sebelah Barat dengan Kabupaten Kupang

Letak Kabupaten Timor Tengah Utara sangat strategis, karena disamping dekat dengan ibukota Provinsi Nusa Tenggara Timur juga berbatasan langsung dengan negara baru Timor Leste sehingga mempunyai peluang yang sangat strategis untuk perdagangan antar negara. Sedangkan dari aspek administrasi pemerintah terbagi atas 24 Kecamatan, 130 Desa dan 33 Kelurahan.

Suhu udara Kabupaten Timor Tengah Utara pada tahun 1999 berkisar antara 220 ~ 240 C, dengan volume hujan tahun 2004 rata-rata 1.289 mm/tahun dengan jumlah hari hujan sebanyak 55 hari/tahun.

POTENSI DAERAH1. PERTANIAN TANAMAN PANGAN

Potensi, komoditi hasil Pertanian Tanaman Paugan di Kabupaten Tianor Tengah Utara tahun 1999, adalah:
- Padi, luas areal panen 5.6 18 ha, hasil produksi 14.249 ton
- Jagung, luas areal panen 16.928 ha, hasil produksi 51.191 ton
- Ubi Kayu, luas areal panen 6.307 ha, hasil produksi 59.652 ton
- Ubi Jalar, luas areal panen 599 ha, hasil produksi 3.564 ton
- Kacang Tanah, luas areal panen 1.050 hasil produksi 1.352 ton
- Kacang Kedelai, luas areal panen 23 ha, hasil produksi 22 ton
- Kaamg Hijau, luas area panen 581 ha, hasil produksi 420 ton
- Sorgum, luas areal panen 93 ha, hasil produksi 65 ton

Potensi, komoditi hasil Pertanian Tanaman Paugan di Kabupaten Tianor Tengah Utara tahun 1999, adalah:
- Padi, luas areal panen 5.6 18 ha, hasil produksi 14.249 ton
- Jagung, luas areal panen 16.928 ha, hasil produksi 51.191 ton
- Ubi Kayu, luas areal panen 6.307 ha, hasil produksi 59.652 ton
- Ubi Jalar, luas areal panen 599 ha, hasil produksi 3.564 ton
- Kacang Tanah, luas areal panen 1.050 hasil produksi 1.352 ton
- Kacang Kedelai, luas areal panen 23 ha, hasil produksi 22 ton
- Kaamg Hijau, luas area panen 581 ha, hasil produksi 420 ton
- Sorgum, luas areal panen 93 ha, hasil produksi 65 ton
Komoditi tanaman pangan yang dapat diunggulkan di Kabupaten Timor Tengah Utara berdasarkan hasil produksi yaitu :
- Kacang Tanah
- Jagung

Peluang Pengembangan Usaha
- Budidaya Bawang Merah Putih, di Kec. Miomafo Barat dan Timur
- Pengembangan Jeruk Keprok, di Kec. Miomafo Barat dan Timur
- Budidaya Jagung, Ubi Kayu, Kacang Tanah, Kacang Kedelai, di Kec. Miomafo - Pengembangan buah Lengkeng, Jeruk, Durian, Mangga, Nenas dan Sawo

Informasi Penunjang :
- Kecocokan lahan dan iklim
- Pola tanam : PIR
- Bibit lokal, dari luar NTT
- Pelabuhan laut : Wini

2. PERKEBUNAN
Potensi
Potensi komoditas tanaman perkebunan di Kabupaten Timor Tengah Utara serta hasil produksi tahun 1999, adalah :
- Komoditi Pinang, luas areal tanaman 882 ha, hasil produksi 103 ton
- Komoditi Kapuk, luas areal tanaman 786 ha, hasil produksi 113,00 ton
- Komoditi Kemiri, luas areal tanaman 6.400 ha, hasil produksi 960 ton
- Komoditi Cengkeh, luas areal tanaman 5,00 Ha, hasil produksi 0,45 ton
- Komoditi Jambu Mente, luas areal tanaman 7.063,00 ha,hasil produksi 88 ton
- Komoditi Kakao, luas areal tanaman 126,00 ha, hasil produksi 3,00 Ton
- Komoditi Kopi, luas areal tanaman 788 ha, hasil produksi 18 ton
- Komoditi Kelapa, Luas areal tanaman 3.782,00 ha, hasil produksi 788 ton

Komoditi perkebunan yang diunggulkan di Kabupaten Timor Tengah Utara adalah:
- Pinang
- Kapuk
- Kemiri

Peluang Pengembangan Usaha
- Pengembangan Kemiri (Kec. Miomafo Barat, Insana, Biboki Selatan)
- Pengembangan Jambu Mente (Kec. Miomafo Barat, Biboki Selatan)
- Pengembangan Cengkeh (Kec. Miomafo Timur)
- Pengembangan Kakao/Coklat (Kec. Miomafo Barat)

3. PETERNAKAN
Potensi
Potensi komoditi ternak berdasarkan populasi yang ada di kabupaten Tengah Utara tahun 1999, adalah :
- Babi, sebanyak 471-245 ekor (urutan ke-2 di NTT)
- Sapi Potong, sebanyak 80.472 ekor (urutan ke-4 di NTT)
- Kerbau, sebanyak 2.151 ekor (urutan ke-9 di NTT)
- Kuda, sebanyak 6. 100 ekor (urutan ke-9 di NTT)
- Itik, sebanyak 7.062 ekor, urutan ke-9 di NTT)
- Kambing, sebanyak 15.970 ekor (urutan ke-12 di NTT)
- Ayam Buras,sebanyak I22.948 ekor (urutan ke-12di NTT)

Dari populasi ternak yang ada, komoditi peternakan yang diunggulkan di Kabupaten Timor Tengah Utara, adalah :
- Sapi
- Babi
- Kambing

Peluang Pengembangan Usaha
Peluang pengembangan usaha peternakan di Kabupaten Timor Tengah Utara adalah Penggemukan dan Pembibitan Sapi Potong dengan lokasi Kec. Miomafo Barat dean Timur, Biboki Utara dan Selatan, Insana.

4. PERIKANAN
Potensi
Potensi komoditas perikanan di Kabupaten Timor Tengah Utara, meliputi :
- Hasil produksi perikanan laut tahun 1999 sebanyak 220,7 ton
- Hasil produksi perikanan darat tahun 1999 sebanyak 48,1 ton

Peluang Pengembangan Usaha
Peluang pengembangan usaha peternakan di Kabupaten Timor Tengah Utara adalah Budidaya Tambak Bandeng dan Udang di Kec. Insana dan Biboki Selatan.

Informasi penunjang :
- Luas areal 3.500 ha, yang baru dimanfaatkan 355 ha (10,14%)
- Pelabuhan laut : Wini


ARTI LAMBANG KABUPATEN TTU




1. Bentuk
a. Perisai, melambangkan alat perlindungan rakyat.
b. Isi Lima, melambangkan Pancasila sebagai dasar Negara.
2. Warna
a. Warna terdiri dari Biru, Kuning, Hijau, Hitam dan Putih
•Biru berarti Cinta kasih sayang.
•Kuning berarti Keagungan/Keluhuran/Kejayaan
•Hijau berarti Harapan.
•Hitam berarti Teguh/Abadi
•Putih berarti Jujur dan Suci
b. Isi Lambang
•Lukisan bintang berwarna putih, melambangkan kepercayaan rakyat
Timor Tengah Utara terhadap Tuha Yang Maha Esa?Maha Suci.
•Pohon Beringin, melambangkan persatuan dan tempat berlindung
terletak diatas Lopo.
•Lopo (lumbung merupakan tempat bermusyawarah dan tempat
menyimpan makanan yang melamban permusyawaratan dan
kesejahteraan rakyat Timor Tengah Utara.
•Akar Kayu Cendana merupakan potensi dominan di Kabupaten Timor
Tengah Utara sejak dahulu kala.
•Tiga Buah Cincin yang melingkar pada tangkai padi dan kapas
melambangkan adanya tiga daerah swapraja yakni : Miomaffo,
Insana dan Biboki di Timor Tengah Utara yang tetap bersatu.
•Dua Puluh Bulir Padi dan Dua Belas Batang Kapas melambangkan
tanggal dan bulan berdirinya Kabupaten Timor Tengah Utara
ditempatkan pada ujung bawah padi dan kapas.
c. Dibagian atas pada lambang tertulis dengan huruf latin ”TIMOR TENGAH
UTARA” di bawah batang.
3. Ukuran
a. Lebar Perisai : 19,5 Cm.
b. Tinggi : 16,0 Cm
c. Tinggi Perisai tengah : 20,5 Cm.
4. Penggunaan Lambang
a. Lambang daerah digunakan pada :
•Ruang kerja Bupati Kepala Daerah, Ketua dan Wakil Ketua DPRD
Sekretaris Wilayah/ dan Kepala-kepala Dinas Kabupaten
•Rumah Jabatan Bupati Kepala Daerah.
•Gedung-gedung yang dipergunakan oleh Pemerintah Daerah dan
Kantor-kantor Dinas Daerah.
•Kepala Surat.
•Lembaran daerah.
•Ijazah, Surat Keterangan, tanda jasa atau Penghargaan oleh atau
atas nama Pemerintah Daerah Timor Tengah Utara.
•Buku-buku, majalah-majalah dan penerbitan lain yang dikeluarkan
oleh penerbit pemerintah daerah
•Cap Dinas.
•Tanda kendaraan, tanda-tanda lainnya milik daerah.
•Surat-surat lainnya milik daerah.
b. Lambang daerah dalam bentuk lencana dapat dipakai secara
perorangan oleh :
•Pejabat-pejaba Daerah.
•Anggota-anggota DPRD.
•Pegawai-pegawai Daerah dan Pegawai Negeri yang diperbantukan
pada Daerah.
c. Lambang Daerah dalam bentuk Panji dapat dipergunakan :
•Rombongan kesenian, keolahragaan dan lain sebagainya jika
mewakili daerah atau apabila berhubungan dengan daerah.
•Dalam upacara-upacara resmi yang diselenggarakan oleh Pemerintah Daerah.

VISI DAN MISI
» Visi
"Terwujudnya masyarakat TTU yang sejahtera, adil, demoktratis dan mandiri melalui pemberdayaan potensik, sumber daya insani dan sumber daya alam daerah”

» Misi
1. Meningkatkan kualitas yang bermartabat dengan beroirentasi pada pemenuhan kebutuhan ekonomi, pendidikan, kesehatan, koperasi dan UKM serta pengembangan SDA dan LH
2. Mengutamakan aspek keseimbangan dalam penyelenggaraan pemerintahan, pelaksanaan pembangunan dan pembinaan kemasyarakat
3. Menumbuhkan dan mengembangkan peran aktif masyarakat dalam proses penyelenggaraan pemerintahan dan pelaksanaan pembangunan
4. Mendorong kemandirian masyarakat dalam aspek kehidupan