Senin, 08 Maret 2010

ARTIKEL

Dahulu orang tua saya pernah bercerita, saya tidak tau apakah itu benar atau tidak karena memang buktinya tidak ada. Tapi seiring berjalanya waktu, apa yang pernah diceritakan oleh orang tua saya itu memang benar, karena bukan saya saja yang mendapat cerita itu tapi banyak teman-teman seangkatan bahkan yang diatas / senior bukan (rokok yang dijual ditoko,kios atau orang jawa kebih senang menyebutnya warung)klau orang timor taulah hahahahhahahah just kidding biar yang membacanya bisa lebih santai alias tidak tegang……

Mungkin bingung apa ceritanya? Begini cerita orang tua saya dan mungkin sama dengan cerita teman-teman yang lain: dahulu kota saya atau lebih tepatnya kota kita, disebut sebagai kota lampu karena kalau pada malam hari, kotanya terang sekali makanya disebut kota lampu atau kota neon dan itu dikota-kota yang lain tidak pada jaman itu.

Teman-teman yang lain mungkin masih bingung atau bertanya-tanya kota apa sih…….? Kota itu adalah KEFAMENANU dalam bahasa daerah saya yang artinya jurang yang dalam, karena kota saya berada dibawah lembah dan diapiti oleh gunung-gunung yang tidak memang terlalu tinggi. Itu yang mungkin dilihat orang-orang jika ingin berkunjung kekota saya, apalagi sampainya pada malam hari! Dilihatnya dari ketinggian pula… asikkkkkk, kalo orang bandung bilang dilhatnya dari puncak coy hahaeiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiii. Bagi teman-teman yang lain mungkin bingung kefamenanu dimana sih..? kefamenanu adalah kota kecil atau lebih tepatnya ibu kota kabupaten Timor Tengah Utara (TTU) yang berada disebelah utara pulau TIMOR propinsi Nusa Tengara Timur (NTT). Biar lebih jelas baca blog ini.

Sebuatan atau julukan itu memang sempat hilang bahkan waktu orang tua saya menceritakannya pada saya, itulah mengapa saya sedikit ragu dan tidak percaya karena yang saya lihat kotanya gelap kalau malam menjelang, ya tidak gelap-gelap amat sih….. hahahahah…… tapi hal itu sedikit demi sedikit mulai terbukti, alasanya kenapa..?banyak teman-teman yang saya temui diperantauan kalau orang tuanya juga bercerita seperti itu, dan betapa kagetnya saya waktu pulang untuk berlibur sepanjang jalan utama dipenuhi lampu-lampu jalan dan lampu-lampu hias, betap terang kota itu pada malam hari , spontan dalam hati saya sempat merefleksi diri: benar apa yang pernah diceritakan orang tua saya dan teman-teman saya,!akhirnya keraguan saya selama ini terjawab sudah semuanya…..

Tapi Bagi teman-teman lain yang tidak mengetahui kefamenanu atau kami lebih senang memangilnya kefa tapi teman-teman diperantauan lebih senang memanggilnya kuan kefa yang artinya kampung kefa soalnya kalau kefamenanu kepanjangan. Menurut saya Keunikan kefa sebenarnya bukan pada sebutan atau julukan itu tetapi pada penduduknya sendiri mengapa..? betapa ramahnya warga kefa itu, kalo teman-teman yang pernah kesana pasti tau lah….. manurut saya itulah pesona atau keunikan kefa yang sebenarnya seterang kota neonnya dan itu yang saya tidak temui diperantauan. biar tidak penasaran mungkin sesekali teman-teman boleh mencoba langsung………

Minggu, 07 Maret 2010

SEJARAH KOTA KEFAMENANU



Kota Kefamenanu adalah sebuah kota kecil di Lembah Bikomi, yang didirikan oleh Belanda pada tanggal 22 September 1922 lalu. Kota ini kemudian dijadikan sebagai ibukota Pemerintahan Belanda yang disebut Onderafdeeling Noord Midden Timor. Dan sekarang menjadi ibukota Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU). Itu berarti kota ini genap berusia 88 tahun pada tanggal 22 September 2010 nanti. Lalu bagaimana sejarah lahirnya Kota Kefamenanu itu? Bagaimana perkembangan kota ini dari awal hingga sekarang? Apa yang diharapkan warga kota kepada "Kuan Kefamenanu" (Kampung Kefamenanu) yang kini makin tua saja?

Lahirnya Kota Kefamenanu tidak lepas dari usaha Belanda untuk menguasai Pulau Timor seluruhnya. Namun niatnya itu terganjal karena sudah bercokol lebih dahulu Portugis di ujung timur Pulau Timor dan sebagian wilayah utara, yang kini dikenal dengan nama Ambenu/Oecusse. Selain itu beberapa raja kecil bersekutu dengan Portugis untuk melawan Belanda. Dan sudah pasti dibayangkan, terjadi beberapa kali perang dan pemberontakan yang dilakukan oleh raja Timor dibantu Portugis.

Topasses (Portugis Hitam) yang menguasai bagian utara Pulau Timor dan beberapa wilayah lainnya berusaha menghalangi langkah Belanda masuk ke pedalaman Timor. Namun usahanya gagal karena hubungan mesranya dengan beberapa raja retak. Konflik ini akibat perebutan 'lahan' dalam perdagangan kayu cendana dan lilin. Beberapa raja kecil memihak Belanda.

Sebelumnya, Belanda sedang mengincar Raja Sonbay di Bijela. Sonbay adalah raja yang punya kharisma dan sangat disegani oleh raja-raja Timor lainnya. Dia juga yang mempengaruhi raja-raja kecil lainnya untuk memberontak kepada Belanda.
Tersebutlah, sebuah kerajaan kecil di kaki Gunung Miomaffo, yang sangat taat dan loyal kepada Sonbay. Kerajaan ini disebut Kerajaan Us Kono atau Ama Kono. Keturunan Kono dan Oematan yang berkuasa di Kerajaan Miomaffo, memerintah dari generasi ke generasi. Ibukota kerajaan ini terletak di puncak bukit dan beberapa tempat, kemudian pindah ke Kampung Noetoko. Kampung Noetoko terletak di delta Sungai Noenoni dan Noeniti. Namun kemudian Kono dan Oematan dan rakyatnya memberontak melawan Sonbay, lewat sebuah revolusi berdarah, yaitu Revolusi Letaes'am.


Kenapa terjadi revolusi ini? Karena Raja Sonbay di Oenam sangat kejam, sering meminta persembahan gadis-gadis belia yang cantik dan menjadikan nyawa manusia yaitu rakyatnya sebagai korban persembahan kepada Dewa dalam pesta persembahan hasil panen (tama maus, mau sufa).

Usai melakukan pemberontakan, Kono meminta perlindungan Belanda di Kupang dan Niki-Niki. Jadi ia memerintah kerajaannya dibantu Belanda. Bahkan ia membantu Belanda menangkap Sonbay.

Kendati beberapa keturunan Sonbay dan para meo (panglima perang) ditangkap dan dibunuh, kekuasaan Sonbay tidak juga berakhir. Salah satu keturunan Sonbay melarikan diri ke Mollo (Kapan/TTS) dan mendirikan sebuah kerajaan di sana.

Belanda tidak tinggal diam. Ia terus mengejar Sonbay dan keturunannya ke Mollo hingga masuk ke wilayah Miomaffo. Pengejaran itu dipimpin oleh Letnan Connmestz. Karena jatuh kasihan, Raja Kono melindungi keturunan Sonbay ini, yang dikenal dengan julukan Sobe Sonbay Ana. Ia kemudian berganti nama menjadi Sobe Kono agar tidak dicari dan ditangkap Belanda. Ia pun hidup aman dan terlindung di Noetoko.

Karena gagal mencari keturunan Sonbay, maka Letnan Connmestz melakukan gencatan senjata dengan para meo dan Raja Kono. Selanjutnya, atas izin Raja Kono, Letnan Connmestz
mendirikan markas militernya di Noetoko pada tahun 1909. Kemudian Belanda menjadikan Noetoko sebagai pusat Pemerintahan Militer Belanda yang disebut Onderafdeeling Noord Midden Timor.

Diangkatlah Letnan Z. Steinmetz sebagai Controleur Landschoofd Noord Midden Timor. Namun, karena letak geografisnya yang sulit dan sempit, Noetoko dianggap kurang pas dijadikan pusat pemerintahannya.

Pengganti Letnan Steinmetz, yaitu Letnan Sketel Olifielt, mencoba mencari wilayah yang dianggap pas untuk dijadikan sebagai kota dan pusat Pemerintahan Militer Belanda. Ia membawa pasukannya mengembara menuju Nilulat, Oefui, Ukimnatu, Fatuknapa, Ekat, Oe'apot, Faotsuba, Oe-ekam, Nunpene, hingga Kampung Mat'manas (wilayah ini terletak di belakang Pasar Baru Kefamenanu sekarang). Di sini Letnan Sketel sempat mendirikan markas militer di tepi Sungai
Benpasi. Bekas reruntuhan bangunan markas itu masih ada sampai sekarang. Karena takut banjir dari Sungai Benpasi, Letnan Sketel memindahkan lagi markasnya ke Tele (sekarang kota lama di belakang Tangsi Polisi Lama).

Dalam suatu kesempatan, seorang komandan regu Belanda berkuda mengelilingi wilayah sekitar Tele yang masih terdiri dari hutan lebat. Ia hendak mencari sumber air. Kemudian ia berjumpa dengan seorang warga dan bertanya dalam bahasa Melayu, "Di mana ada sumber air?" Yang ditanya cuma setengah mengerti menunjuk ke sebuah arah sambil menyebut: "Kefam'mnanu!". Sang komandan regu Belanda itu berjalan menuju arah yang ditunjuk, yaitu sebuah tebing jurang yang
terjal (sekarang di halaman belakang rumah almarhum Laurens Ogom, di Gua Aplasi).

Ia sangat terkejut ketika menjumpai sebuah pemandangan yang sangat indah. Yaitu sebuah kolam air dari sebuah pusaran air dari tebing yang curam. Air terjun ini menghempas dalam kolam
dan membentuk liukan pusaran seperti perut ayam. Pengalaman ini diceritakan komandan itu kepada semua orang. Dan akhirnya tempat itu diberi nama Kefamenanu (setelah disesuaikan dengan idiolek Bahasa Belanda).

Merasa sangat cocok, maka pada tanggal 22 September 1922, ibukota Pemerintahan Militer Belanda (Onderafdeeling Noord Midden Timor) di Noetoko pindah ke Kefamenanu. Dan pada tahun 1923, Kantor Onderafdeeling Noord Midden Timor dibangun oleh Tuan Peddemons. Dan gedung Kantor Onderafdeeling Noord Midden Timor sempat dijadikan Kantor Bupati TTU oleh mantan Bupati TTU pertama, Petrus Salasa. Sekarang gedung ini dijadikan sebagai kantor Arsip Daerah Kabupaten TTU.

LETAK GOEGRAFIS KABUPATEN TTU



Goegrafis kabupaten Timor Tengah Utara

Ibukota: Kefamenanu Luas Wilayah: 2.669,66 km2Jumlah Penduduk: 197.174
Kabupaten Timor Tengah Utara memiliki luas wilayah 2.669.70 Km2 atau 266.970 Ha.
Letak geografis Kabupaten Timor Tengah Utara pada koordinat 12400421 ~ 12404601 Bujur Timur dan 902481 ~ 9037361 Lintang Selatan, dengan batas-batasnya sebagai berikut :

* Sebelah Utara dengan Laut Sawu dan Republic Democratic Timor leste
* Sebelah Timur dengan Kabupaten Belu
* Sebelah Selatan dengan Kabupaten Timor Tengah Selatan
* Sebelah Barat dengan Kabupaten Kupang

Letak Kabupaten Timor Tengah Utara sangat strategis, karena disamping dekat dengan ibukota Provinsi Nusa Tenggara Timur juga berbatasan langsung dengan negara baru Timor Leste sehingga mempunyai peluang yang sangat strategis untuk perdagangan antar negara. Sedangkan dari aspek administrasi pemerintah terbagi atas 24 Kecamatan, 130 Desa dan 33 Kelurahan.

Suhu udara Kabupaten Timor Tengah Utara pada tahun 1999 berkisar antara 220 ~ 240 C, dengan volume hujan tahun 2004 rata-rata 1.289 mm/tahun dengan jumlah hari hujan sebanyak 55 hari/tahun.

POTENSI DAERAH1. PERTANIAN TANAMAN PANGAN

Potensi, komoditi hasil Pertanian Tanaman Paugan di Kabupaten Tianor Tengah Utara tahun 1999, adalah:
- Padi, luas areal panen 5.6 18 ha, hasil produksi 14.249 ton
- Jagung, luas areal panen 16.928 ha, hasil produksi 51.191 ton
- Ubi Kayu, luas areal panen 6.307 ha, hasil produksi 59.652 ton
- Ubi Jalar, luas areal panen 599 ha, hasil produksi 3.564 ton
- Kacang Tanah, luas areal panen 1.050 hasil produksi 1.352 ton
- Kacang Kedelai, luas areal panen 23 ha, hasil produksi 22 ton
- Kaamg Hijau, luas area panen 581 ha, hasil produksi 420 ton
- Sorgum, luas areal panen 93 ha, hasil produksi 65 ton

Potensi, komoditi hasil Pertanian Tanaman Paugan di Kabupaten Tianor Tengah Utara tahun 1999, adalah:
- Padi, luas areal panen 5.6 18 ha, hasil produksi 14.249 ton
- Jagung, luas areal panen 16.928 ha, hasil produksi 51.191 ton
- Ubi Kayu, luas areal panen 6.307 ha, hasil produksi 59.652 ton
- Ubi Jalar, luas areal panen 599 ha, hasil produksi 3.564 ton
- Kacang Tanah, luas areal panen 1.050 hasil produksi 1.352 ton
- Kacang Kedelai, luas areal panen 23 ha, hasil produksi 22 ton
- Kaamg Hijau, luas area panen 581 ha, hasil produksi 420 ton
- Sorgum, luas areal panen 93 ha, hasil produksi 65 ton
Komoditi tanaman pangan yang dapat diunggulkan di Kabupaten Timor Tengah Utara berdasarkan hasil produksi yaitu :
- Kacang Tanah
- Jagung

Peluang Pengembangan Usaha
- Budidaya Bawang Merah Putih, di Kec. Miomafo Barat dan Timur
- Pengembangan Jeruk Keprok, di Kec. Miomafo Barat dan Timur
- Budidaya Jagung, Ubi Kayu, Kacang Tanah, Kacang Kedelai, di Kec. Miomafo - Pengembangan buah Lengkeng, Jeruk, Durian, Mangga, Nenas dan Sawo

Informasi Penunjang :
- Kecocokan lahan dan iklim
- Pola tanam : PIR
- Bibit lokal, dari luar NTT
- Pelabuhan laut : Wini

2. PERKEBUNAN
Potensi
Potensi komoditas tanaman perkebunan di Kabupaten Timor Tengah Utara serta hasil produksi tahun 1999, adalah :
- Komoditi Pinang, luas areal tanaman 882 ha, hasil produksi 103 ton
- Komoditi Kapuk, luas areal tanaman 786 ha, hasil produksi 113,00 ton
- Komoditi Kemiri, luas areal tanaman 6.400 ha, hasil produksi 960 ton
- Komoditi Cengkeh, luas areal tanaman 5,00 Ha, hasil produksi 0,45 ton
- Komoditi Jambu Mente, luas areal tanaman 7.063,00 ha,hasil produksi 88 ton
- Komoditi Kakao, luas areal tanaman 126,00 ha, hasil produksi 3,00 Ton
- Komoditi Kopi, luas areal tanaman 788 ha, hasil produksi 18 ton
- Komoditi Kelapa, Luas areal tanaman 3.782,00 ha, hasil produksi 788 ton

Komoditi perkebunan yang diunggulkan di Kabupaten Timor Tengah Utara adalah:
- Pinang
- Kapuk
- Kemiri

Peluang Pengembangan Usaha
- Pengembangan Kemiri (Kec. Miomafo Barat, Insana, Biboki Selatan)
- Pengembangan Jambu Mente (Kec. Miomafo Barat, Biboki Selatan)
- Pengembangan Cengkeh (Kec. Miomafo Timur)
- Pengembangan Kakao/Coklat (Kec. Miomafo Barat)

3. PETERNAKAN
Potensi
Potensi komoditi ternak berdasarkan populasi yang ada di kabupaten Tengah Utara tahun 1999, adalah :
- Babi, sebanyak 471-245 ekor (urutan ke-2 di NTT)
- Sapi Potong, sebanyak 80.472 ekor (urutan ke-4 di NTT)
- Kerbau, sebanyak 2.151 ekor (urutan ke-9 di NTT)
- Kuda, sebanyak 6. 100 ekor (urutan ke-9 di NTT)
- Itik, sebanyak 7.062 ekor, urutan ke-9 di NTT)
- Kambing, sebanyak 15.970 ekor (urutan ke-12 di NTT)
- Ayam Buras,sebanyak I22.948 ekor (urutan ke-12di NTT)

Dari populasi ternak yang ada, komoditi peternakan yang diunggulkan di Kabupaten Timor Tengah Utara, adalah :
- Sapi
- Babi
- Kambing

Peluang Pengembangan Usaha
Peluang pengembangan usaha peternakan di Kabupaten Timor Tengah Utara adalah Penggemukan dan Pembibitan Sapi Potong dengan lokasi Kec. Miomafo Barat dean Timur, Biboki Utara dan Selatan, Insana.

4. PERIKANAN
Potensi
Potensi komoditas perikanan di Kabupaten Timor Tengah Utara, meliputi :
- Hasil produksi perikanan laut tahun 1999 sebanyak 220,7 ton
- Hasil produksi perikanan darat tahun 1999 sebanyak 48,1 ton

Peluang Pengembangan Usaha
Peluang pengembangan usaha peternakan di Kabupaten Timor Tengah Utara adalah Budidaya Tambak Bandeng dan Udang di Kec. Insana dan Biboki Selatan.

Informasi penunjang :
- Luas areal 3.500 ha, yang baru dimanfaatkan 355 ha (10,14%)
- Pelabuhan laut : Wini


ARTI LAMBANG KABUPATEN TTU




1. Bentuk
a. Perisai, melambangkan alat perlindungan rakyat.
b. Isi Lima, melambangkan Pancasila sebagai dasar Negara.
2. Warna
a. Warna terdiri dari Biru, Kuning, Hijau, Hitam dan Putih
•Biru berarti Cinta kasih sayang.
•Kuning berarti Keagungan/Keluhuran/Kejayaan
•Hijau berarti Harapan.
•Hitam berarti Teguh/Abadi
•Putih berarti Jujur dan Suci
b. Isi Lambang
•Lukisan bintang berwarna putih, melambangkan kepercayaan rakyat
Timor Tengah Utara terhadap Tuha Yang Maha Esa?Maha Suci.
•Pohon Beringin, melambangkan persatuan dan tempat berlindung
terletak diatas Lopo.
•Lopo (lumbung merupakan tempat bermusyawarah dan tempat
menyimpan makanan yang melamban permusyawaratan dan
kesejahteraan rakyat Timor Tengah Utara.
•Akar Kayu Cendana merupakan potensi dominan di Kabupaten Timor
Tengah Utara sejak dahulu kala.
•Tiga Buah Cincin yang melingkar pada tangkai padi dan kapas
melambangkan adanya tiga daerah swapraja yakni : Miomaffo,
Insana dan Biboki di Timor Tengah Utara yang tetap bersatu.
•Dua Puluh Bulir Padi dan Dua Belas Batang Kapas melambangkan
tanggal dan bulan berdirinya Kabupaten Timor Tengah Utara
ditempatkan pada ujung bawah padi dan kapas.
c. Dibagian atas pada lambang tertulis dengan huruf latin ”TIMOR TENGAH
UTARA” di bawah batang.
3. Ukuran
a. Lebar Perisai : 19,5 Cm.
b. Tinggi : 16,0 Cm
c. Tinggi Perisai tengah : 20,5 Cm.
4. Penggunaan Lambang
a. Lambang daerah digunakan pada :
•Ruang kerja Bupati Kepala Daerah, Ketua dan Wakil Ketua DPRD
Sekretaris Wilayah/ dan Kepala-kepala Dinas Kabupaten
•Rumah Jabatan Bupati Kepala Daerah.
•Gedung-gedung yang dipergunakan oleh Pemerintah Daerah dan
Kantor-kantor Dinas Daerah.
•Kepala Surat.
•Lembaran daerah.
•Ijazah, Surat Keterangan, tanda jasa atau Penghargaan oleh atau
atas nama Pemerintah Daerah Timor Tengah Utara.
•Buku-buku, majalah-majalah dan penerbitan lain yang dikeluarkan
oleh penerbit pemerintah daerah
•Cap Dinas.
•Tanda kendaraan, tanda-tanda lainnya milik daerah.
•Surat-surat lainnya milik daerah.
b. Lambang daerah dalam bentuk lencana dapat dipakai secara
perorangan oleh :
•Pejabat-pejaba Daerah.
•Anggota-anggota DPRD.
•Pegawai-pegawai Daerah dan Pegawai Negeri yang diperbantukan
pada Daerah.
c. Lambang Daerah dalam bentuk Panji dapat dipergunakan :
•Rombongan kesenian, keolahragaan dan lain sebagainya jika
mewakili daerah atau apabila berhubungan dengan daerah.
•Dalam upacara-upacara resmi yang diselenggarakan oleh Pemerintah Daerah.

VISI DAN MISI
» Visi
"Terwujudnya masyarakat TTU yang sejahtera, adil, demoktratis dan mandiri melalui pemberdayaan potensik, sumber daya insani dan sumber daya alam daerah”

» Misi
1. Meningkatkan kualitas yang bermartabat dengan beroirentasi pada pemenuhan kebutuhan ekonomi, pendidikan, kesehatan, koperasi dan UKM serta pengembangan SDA dan LH
2. Mengutamakan aspek keseimbangan dalam penyelenggaraan pemerintahan, pelaksanaan pembangunan dan pembinaan kemasyarakat
3. Menumbuhkan dan mengembangkan peran aktif masyarakat dalam proses penyelenggaraan pemerintahan dan pelaksanaan pembangunan
4. Mendorong kemandirian masyarakat dalam aspek kehidupan