Gereja Paroki Santa Theresia Kefamenanu membutuhkan uluran tangan
Hendaklah masing-masing kamu memberi menurut kerelaan hatimu supaya
kamu senantiasa berkecukupan dalam segala hal dan berkelebihan dalam
berbagai kebajikan" (bdk. II Kor 9:7-8)
Gereja Paroki Santa Theresia Kefamenanu adalah salah satu gereja
tertua
di Dekenat Kefamenanu (dulu dekenat TTU, Timor Tengah Utara). Gereja
ini dibangun pada tahun 1934 dan hingga kini menjadi tempat beribadah
bagi 10 985 umat Katolik.
Kini gedung gereja Kefamenanu telah termakan usia dan mengalami
kerusakan-kerusakan pada beberapa bagian. Pada 31 Mei 2006 telah
dibentuk Panitia Renovasi dan Perluasan Gereja Paroki Santa Theresia
Kefamenanu.
Karena sangat sedikitnya dana yang terkumpul dibandingkan dengan total
biaya pembangunan, maka dengan rendah hati kami memohon perhatian dan
uluran tangan kasih Bapak-Ibu untuk berkenan membantu meringankan
beban
biaya pembangunan yang ditanggung umat paroki Santa Theresia
Kefamenanu.
Atas perhatian dan uluran tangan kasih Bapak-Ibu, dari hati yang
ikhlas
kami haturkan limpah terima kasih. Semoga Tuhan senantiasa mbemberkati
hidup dan karya Bapak-Ibu.
Salam dan hormat kami
a.n. Panitia
Rm. Aloysius Kosat Pr
Perhatian dan uluran tangan kasih Bapak-Ibu dapat disalurkan melalui
rekening:
BCA KCU Kupang
314-05-08780
a.n. Damaskus Ukat dan Agustinus Kefi
BRI Cabang Kefa
0276-01-010714-50-7
a.n. Rm. Aloysius Kosat Pr dan Ansel Ludony
Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi:
Panitia Pembangunan dan Renovasi Gereja Paroki
Santa Theresia Kefamenanu
Contact Person:
Rm. Aloysius Kosat, Pr
0813 8333 3052
Keuskupan Atambua Gandeng Pengusaha dan LSM TTU
Salah satu permasalahan yang mendasar yang dihadapi umat dalam meningkatkan pendapatan keluarga yaitu harga pemasaran komoditi pertanian yang tidak menentu.
Jika ditelusuri lebih mendalam harga hasil komoditi pertanian yang rendah tersebut disebabkan oleh struktur pasar di kabupaten TTU bahkan di Timor Barat yang bersifat monopoli dan monopsoni, hanya dikuasai oleh segelintir pedagang besar.
Berkembangnya sistem pasar tersebut dapat dimaklumi karena hanya pengusaha nekad yang memilih usaha pertanian termasuk pemasaran komoditi pertanian.
Gambaran diatas merupakan potret dari iklim usaha yang kurang sehat dan kondusif yang sering dihadapi oleh para pelaku pasar, terutama umat basis di Dekenat TTU. Dari sisi lain kenyataan juga menunjukkan bahwa produksi pertanian yang dihasilkan oleh petani yang sekitar 99% merupakan umat Katolik yang kurang merangsang pasa, baik dari jumlah, kualitas maupun kontinuitasnya.
Skala usaha yang kecil dan beranekaragam, keterbatasan kapabilitas dan skills dalam perhitungan ekonomis, kebutuhan keluarga yang mendesak dan kelembagaan petani yang kurang kuat memaksa petani menjual produk dengan harga yang relatif murah.
Oleh karena itu, untuk mewujudkan suatu kondisi yang lebih baik, Bapak Uskup Atambua menggagas suatu pertemuan multipihak yang bertemakan "Membangun iklim usaha yang sehat dalam mendukung Pemasaran bersama komoditi pertanian kabupaten TTU".
Pertemuan yang berlangsung selama 2 hari belum lama ini, dihadiri bupati TTU Drs. Gabriel Manek,M.si, romo deken deken Aloysius Kosat,Pr , para pastor paroki se dekenat TTU, pihak legislalatif, pimpinan LSM, pengusaha dan umat dari masing-masing paroki sekabupaten TTU.
Kegiatan yang berjalan selama dua hari di Aula Dekenat Paroki St. Theresia Kefamenanu, difasilitasi oleh Yayasan Mita Tani Mandiri (YMTM) Kefamenanu, dengan tujuan 1) menumbuhkan komitmen moral para pemimpin umat katolik kabupaten TTU sebagai dasar penguatan ekonomi umat katolik 2) mendapatkan kesepakatan dan strategi bersama dalam upaya peningkatan pendapatan umat basis 3) menumbuhkan komitmen moral dalam pengembangan pemasaran yang adil sedangkan output yang diharapkan antara lain, 1) bertumbuhnya komitmen moral para pemimpin umat katolik kabupaten TTU sebagai dasar penguatan ekonomi umat katolik 2) adanya kesepakatan dan strategi bersama dalam upaya peningkatan pendapatan umat basis 3) menumbuhnya komitmen moral dalam pengembangan pemasaran yang adil.
Berkaitan dengan kegiatan diatas, Vinsensius Nurak pimpinan Yayasan Mitra Tani Mandiri Kefamenanu yang ditemui di sela - sela kegiatan tersebut, mengatakan, dibalik berbagai pengalaman tersebut terdapat berbagai potensi yang jika dimanfaatkan dan dikelola secara optimal akan sangat mendukung upaya peningkatan numat.
"Ada beberapa potensi yang dapat dimanfaatkan sehingga dapat mendukung pendapatan umat, diantaranya produksi komoditas pertanian cukup tinggi di wilayah - wilayah tertentu yang mendapat pendampingan secara intensif dari LSM maupun pemerintah, sudah ada kelembagaan petani yang mengakses pasar (Asosiasi Petani BITUNA di Miomafo Barat, Asosiasi Petani Fafinesu di Insana Utara, dll), kebijakan pengembangan pertanian melalui Panca Program Strategis, dukungan gereja yang cukup kuat dari tingkat keuskupan hingga paroki terhadap peningkatan pendapatan masyarakat/umat", jelas Nurak.
Namun, katanya, adapula kendala yang menghambat minat umat terutama pengusaha dalam menginvestasi pada usaha pertanian yakni sering adanya pungutan - pungutan liar terutama di pos Polisi maupun TNI.
Menurut Nurak hal ini sangat mempersulit umat dalam mobilisasi hasil komoditi untuk mendapatkan pasar yang potensial serta kebijakan pemerintah yang lebih mengutamakan peningkatan PAD.
Akhirnya melalui pertemuan multipihak tersebut melahirkan gagasan kebijakan pastoral keuskupan Atambua tentang peningkatan ekonomi umat keuskupan Atambua, yakni;
Peningkatan ekonomi sebagai gerakan pastoral
1. Sosialisasi oleh PPSE-KA Dekenat, Animasi paroki-paroki
2. Penugasan: Bagi petugas Pastoral: Pastor, DPP, DKP, PSE-paroki-paroki
- Penyusunan Program Pengembangan Ekonomi Umat
- Kerjasama jaringan (pemerintah, sawasta, LSM dan semua pihak yang berniat baik untuk membangun ekonomi umat)
Peningkatan Produktifitas
1. Gerakan pemberdayaan ekonomi umat
2. Pengembangan dan peningkatan partisipasi umat dalam kegiatan ekonomi berkelanjutan
3. Animasi, sosialisasi, motivasi, dan pembentukan kelompok-kelompok percontohan ekonomi berkelanjutan :
Peningkatan dan pengembangan jaringan kerja lewat program-program terpadu bersama pemerintah, LSM, kelompok-kelompok binaan atau dampingan
CU Kasih Sejahtera (CU KS) menjadi lembaga keuangan yang berfungsi sebagai penunjang pengembangan ekonomi umat
Optimalisasi output perguruan tinggi dan sekolah-sekolah kejuruan (pertanian, peternakan, kelautan, dll)
Fasilitas dan mediasi advokasi untuk regulasi yang lebih populis demi peningkatan produksi, distribusi, tataruang, perekonomian, retribusi
Sedangkan gagasan yang dilahirkan bupati TTU diantaranya;
1. Gereja dan pemerintah melayani masyarakat dan umat yang sama. Untuk itu perlu mensinkronkan program-program pembangunan. Karena gereja akan mampu bila umatnya maju.
2. Ekonomi di Kab. TTU adalah pertanian; untuk itu program pembangunan di TTU adalah program pertama (1) pertanian (pertanian tanaman pangan, peternakan, perikanan). (2) pengembangan dan peningkatan pendidikan (3) pengembangan dan peningkatan kesehatan (4) pengembangan koperasi dan usaha kecil, dan (5) sumberdaya alam dan lingkungan hidup. Moto pertanian maju: menjadikan pendidikan masyarakat berkualitas; menjadikan kesehatan masyarakat terjamin, koperasi; menjadikan lingkungan hidup lestari.
3. Harapan pemerintah adalah semua hasil yang kita miliki harus dimanfaatkan oleh masyarakat TTU sendiri
4. Fokus pemerintah adalah mengoptimalkan lahan di dataran untuk memberikan hasil yang baik, sedangkan di daerah ketinggigian membutuhkan teknologi yang tepat seperti terasering, olah jalur, olah lubang sehingga dapat mempertahankan kesuburan tanah. Secara matemais, kalau semua wilayah dataran diolah secara baik akan mensuplay beras kepada semua masyarakat TTU, termasuk yang tinggal di pegunungan.
5. Salah satu persoalan sekarang adalah dengan adanya BLT dan RASKIN hampir semua orang/umat menjadi miskin sehingga pemerintah kesulitan untuk mendatakan yang sebenarnya.
6. Pengembangan ternak sapi harus secara intensif (paronisasi). Hal lain juga berpengaruh terhadap pola konsumsi kita (selalu makan daging dalam setiap acara pesta, dll). Hampir setiap hari sapi selalu dibunuh untuk konsumsi.
7. Suatu daerah akan maju apabila ada kerjasama yang baik antara pemerintah, swasta dan gereja. Pemerintah melalui DAU, DAK mendistribusikan kepada pihak lain untuk mengelolanya secara baik.
8. Etos kerja masyarakat/budaya orang Timor yang selalu menampilkan hal terbaik bagi orang lain, sedangkan pribadinya dan keluarganya tidak diperhatikan. Tantangannya adalah bagaimana memecahkan persoalan yang sangat fundamental ini. Suatu saat YMTM, YAFA, CARE tinggalkan dampingan, apakah kelompok dampingan akan mempertahankan prestasi kerja atau turut mundur?
9. Pemerintah mengakui : persoalan air bersih dan listrik masih menjadi hambatan bagi pemda, tetapi kedepan ada rencana untuk PLTU, tentunya pemerintah akan menyediakan dana untuk pemasangan instalasi.
10. Peraturan yang Populis sudah menjadi perhatian pemerintah. Salah satunya adalah Ranperda ttg Kebun Menetap yang sedang dirancang oleh Dinas Pertanian.
11. Kaitan dengan pungutan liar: Bupati akan menegur atasannya
12. Bantuan Pemerintah cukup banyak, tetapi hasilnya? Tahun 2008 ini Pemda akan bantu lagi (DANA PER) tetapi akan melalui Perbankan.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar